23 Juni 2009

Meraih SUARA

Menyimak Pemilukada, Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden/ Wakil Presiden haruslah dibutuhkan minimal 3 kriteria antara lain : Layak Jual, Menejemen Kampanye, dan Kalkulasi Kekuatan Lawan. Ketiga kriteria ini harus disusun berdasarkan matrik-matrik yang terhitung dan terukur.

Layak jual seorang Calon harus dibarengi dengan Popularitas dan Aksepbilitas. Popularitas harus diketahui oleh arus bawah (grass root) sampai kepada menengah keatas apakah dari pasar tradisional, tukang becak, supir angkot, dan berbagai perkumpulan rohani, marga, etnik serta penduduk yang marginal. Prosesnya bisa diawali dari penduduk perkotaan kepada penduduk perdesaan atau sebaliknya. Popularitas bisa dilakukan dengan kunjungan langsung, melalui media baik radio, koran daerah, majalah atau dengan media elektronik lainnya.

Pada saat turun ke grass root, kandidat harus mendengarkan konstituen mengenai keluhan-keluhan mereka. Apabila dibutuhkan Calon harus berani sharing of solution. Pada saat itulah Kandidat juga harus menyampaikan Visi dan Misinya. Visi dan Misi seorang calon haruslah representasi karakteritik daerah yang bertujuan untuk mesejahterakan masyarakat.

Berbicara Aksepbilitas, tape record dari Calon harus dapat diterima masyarakat. Siapa sangka seorang penjual kue bisa menjadi KDH, Anggota Legislatif bahkan RI 1 & RI2. Hal ini diakibatkan dekatnya Calon dengan konstituen sehingga menimbulkan suasana yang merakyat. Masyarakat tidak butuh acara formil atau calon yang ganteng akan tetapi problematika mereka mendapat solusi.

Menejemen kampanye bertujuan untuk terpilihnya Calon menduduki kursi yang diinginkan. Menejemen kampanye harus mempunyai perencanaan, organisasi, aktualisasi serta pengawasan. Perencanaan kampanye harus mempunyai skedul yang harus dilalui, siapa-siapa saja yang harus dipengaruhi, sumber-sumber modal kampanye, dan bagaimana cara menjual calon. Menjalankan kampanye haruslah memilih orang-orang yang tepat (Tim Sukses/TS) dan harus mampu berorasi yang sesuai dengan personifikasi Calon. Memanfaatkan kader-kader perahu politik atau simpatisan haruslah dengan pertimbangan yang matang, yang terpenting bahwa orang-orang terpilih tersebut harus mampu sebagai jembatan dan sanggup/ikhlas untuk rugi baik tenaga, pikiran, waktu dan dana sendiri. TS tidak perlu membuat janji yang berlebihan kepada konstituen, yang terpenting adalah aktualisasi yang dilatari dengan tindakan yang tidak arogan dan meyakinkan untuk realisasi visi dan misi dari calon. Calon harus mampu mengawasi TS apakah benar-benar menjalankan personifakisnya atau membelot kepada calon lain.

Sebelum KPUD mengumumkan Calon resmi, sudah barang tentu para bakal calon sudah mengkalkulasi para saingannya dimana merebut perahu politik tidaklah semudah membalikkan tangan. Walapun seorang calon adalah Ketua Partai di daerah/pusat, belum tentu menjadi jaminan untuk menuju kursi, calon harus mempunyai berbagai alternatif parpol lainnya atau independen (Pemilukada). Setelah resmi menjadi calon, harus mampu membaca kekuatan dan kelemahan mesin politik yang dimulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Demikian juga dengan perkiraan lumbung-lumbung konstituen harus dianalisa melalui berbagai pendekatan. Calon harus mampu merebut suara dari lumbung-lumbung lawan.
AT. Sijabat

INDAH PADA WAKTUNYA

Lahir, Balita, Anak-anak, Dewasa, Menikah, sampai meninggalkan dunia adalah proses standar kehidupan manusia। Susah dan senang sebagai bunga-bunga kehidupan yang harus dijalani dan kita tidak mengetahui rencana Tuhan yang Maha Kuasa, yang pasti pada saat kita masih diberikanNya Napas kehidupan haruslah kita manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.


Jangan ambisius, optimis, terus belajar, bijak mengambil keputusan merupakan petuah orangtua yang harus ditauladani pada saat susah dan senang. Meminjam Bahasa Batak : ‘Dang Botoonmu Nuaeng, Botoonmu Haduan (Kita tidak mengetahui sekarang, akan kita ketahui mendatang) merupakan PR setiap manusia untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Bagi kita yang sudah berumah tangga atau telah bekerja mungkin bertanya : Apakah saya mampu menyekolahkan anak yang lebih tinggi dari sekolah saya ? Apakah saya mampu membeli mobil ? Apakah saya mampu membeli rumah ? Apakah saya mampu hidup rukun dengan keluarga dan tetangga serta kerabata kerja ? Apakah saya bisa KDH atau Top Ten di institusi bekerja ? dan lain sebagainya, senior saya berkata “ kamu bisa “ .............


Lakukan yang tidak dilakukan orang lain (ide kreatif), sabar, jangan mudah menyerah, tutur bahasa yang baik, cari informasi, berteman dengan semua suku/ras, optimalkan sumberdaya, jangan lupa saving, buat progress report, dan berdoa akan bermuara kepada “ Indah pada Waktunya “।


A.T. Sijabat

MEMILIH dari antara 3

Jangan bingung memilih yang pertama, yang kedua atau yang ketiga. Tipnya sangat mudah, PERTAMA buat tabel : tulis untung dan rugi pada baris teratas dan tulis urutan pertama, kedua, ketiga pada kolom pertama. KEDUA update data-data yang akan dipilih (media cetak, informasi dan inter face) masing-masing opsi. KETIGA pengisian tabel masing-masing urutan untuk untung dan rugi (hasil data-data). KEEMPAT berikan bobot masing-masing untung dan rugi dari 0 s/d 10 dari setiap urutan. KELIMA agregat untung dan rugi (agregat untung tertinggi adalah prioritas pilihan dan agregat rugi tertinggi adalah resiko tertinggi apabila memilih). Selamat memilih pada hari H.

AT. Sijabat

Mewujudkan KEMAJEMUKAN KOTA PEMATANG SIANTAR Yang RUKUN dan DAMAI

Kota Pematang Sianatar yang dimekarkan dari Kabupaten Simalungun adalah tempat kelahiran penulis, mengenyam pendidikan SD, SLTP, SLTA dan telah berumah tangga dan sampai sekarang masih tinggal di Kota Pematang Siantar।

Mengapa majemuk ? Karena aktivitas sosial, pekerjaan, agama dan penghuninya dalah heterogen. Sehingga sifat dari berbagai suku/ras dapat dilihat di kota tercinta ini. Tapi yang menjadi pertanyaannya, bagaimana memanage ini semua ? Jangan dulu Top Leader, tapi bagaimana pribadi lepas pribadi ?

Tetangga, personil tempat bekerja, dan lain komunitas rutin yang kita hadapi haruslah bijak berinteraksi agar tidak salah pengertian dan saling menghormati serta bisa sahabat semua orang. Benar kita perbuat akan tetapi salah pendapat orang lain atau sebaliknya Salah kita perbuat akan tetapi ada orang menganggap perbuatan tersebut adalah benar sehingga interprestasi orang adalah berbeda dengan yang lainnya. Yang terpenting mari berbuat yang terbaik sesuai standar dan norma-norma kehidupan untuk mewujudkan Kemajemukan Kota Pematang Siantar yang Rukun dan Damai.

AT. Sijabat